Karanganyar, 31 Desember 2024 – Program Studi Lingkungan (PSL) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar resmi memulai rintisan perjanjian kerjasama dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup. Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung pada Selasa, 31 Desember 2024, di Kantor DLH Karanganyar, dengan menghadirkan Dra. Ali Noor Anna, M.Si., sebagai perwakilan PSL UMS, dan Sunarno, S.H., M.H., M.T., yang mewakili DLH Karanganyar.
Kerjasama ini meliputi tiga aspek utama, yaitu pengelolaan sampah, pengembangan Program Kampung Iklim (PROKLIM), dan pendampingan sekolah-sekolah untuk mencapai predikat Adiwiyata. Ketiga ruang lingkup ini dipilih sebagai langkah strategis untuk mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan di Kabupaten Karanganyar.
Dalam sambutannya, Dra. Ali Noor Anna, M.Si., menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat. “PSL UMS berkomitmen untuk mendukung DLH Karanganyar melalui pendekatan akademik, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat, sehingga tujuan bersama dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dapat tercapai,” jelasnya.
Sunarno, S.H., M.H., M.T., Kepala DLH Karanganyar, menyambut baik rintisan kerjasama ini. Menurutnya, kehadiran PSL UMS akan menjadi katalisator dalam mendorong pengelolaan lingkungan yang lebih efektif, terutama dalam menghadapi isu-isu mendesak seperti pengelolaan sampah dan mitigasi perubahan iklim melalui PROKLIM. “Kami optimis, sinergi ini akan mempercepat upaya Karanganyar menuju kabupaten yang ramah lingkungan,” ungkap Sunarno.
Rintisan kerjasama ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk mengembangkan program-program lingkungan yang lebih luas dan berkelanjutan. Dengan dukungan tenaga ahli dari PSL UMS dan komitmen pemerintah daerah, DLH Karanganyar optimis dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan, sekaligus mendorong capaian dalam pengelolaan sampah, PROKLIM, dan sekolah Adiwiyata
