Sukoharjo, 23 Agustus 2025 — Dalam upaya mengatasi masalah sampah laut yang semakin memprihatinkan, Pemerintah Provinsi Bali secara resmi meluncurkan robot pembersih pantai bertenaga surya yang dirancang khusus untuk membersihkan limbah plastik di kawasan wisata pesisir. Inovasi ini menjadi bagian dari program “Blue Bali Initiative,” sebuah gerakan kolaboratif antara pemerintah daerah, startup teknologi lokal, dan lembaga penelitian lingkungan yang berfokus pada pengurangan polusi laut secara berkelanjutan.
Robot pintar ini dilengkapi dengan panel surya berdaya efisiensi tinggi yang memungkinkan perangkat beroperasi secara mandiri sepanjang hari tanpa sumber listrik eksternal. Dengan sistem sensor otomatis dan kamera pengenal objek berbasis kecerdasan buatan (AI), robot ini mampu mengidentifikasi, memungut, dan mengumpulkan hingga 50 kilogram sampah plastik per jam di sepanjang garis pantai. Setelah kantong penampungnya penuh, robot akan secara otomatis kembali ke stasiun pengisian untuk melakukan pengosongan dan pengisian daya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bali, I Made Wirawan, menyatakan bahwa peluncuran teknologi ini merupakan langkah konkret dalam menjawab tantangan polusi plastik di perairan sekitar Bali, yang setiap tahunnya mencemari ekosistem laut dan mengancam sektor pariwisata. “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi dan budaya bisa berjalan berdampingan. Bali bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga laboratorium hidup untuk solusi lingkungan masa depan,” ujarnya dalam konferensi pers di Pantai Sanur.
Inovasi ini dikembangkan melalui kerja sama antara startup lokal “Sagara Tech” dengan Pusat Penelitian Kelautan dan Energi Terbarukan Universitas Udayana. Proyek tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta sejumlah mitra swasta yang berkomitmen pada program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berbasis lingkungan. Para peneliti berharap teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menjangkau kawasan pesisir lain di Indonesia, seperti Lombok, Labuan Bajo, dan Karimunjawa.
Selain manfaat langsung dalam pengumpulan sampah, proyek ini juga memiliki aspek edukatif. Robot-robot tersebut dirancang menjadi bagian dari kampanye kesadaran publik tentang bahaya sampah plastik dan pentingnya menjaga kebersihan laut. Wisatawan dapat melihat langsung bagaimana robot bekerja sambil mendapatkan informasi mengenai dampak polusi terhadap terumbu karang dan biota laut.
Langkah ini menempatkan Bali sebagai salah satu pelopor inovasi teknologi hijau di kawasan Asia Tenggara, sejajar dengan inisiatif serupa yang telah diterapkan di Jepang dan Singapura. Pemerintah daerah menargetkan dalam lima tahun ke depan seluruh pantai utama di Bali akan dilengkapi dengan armada robot pembersih dan sistem pengelolaan sampah digital yang terintegrasi.
Dengan upaya berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor, Bali berambisi menjadi contoh nyata bahwa keindahan alam dan kemajuan teknologi dapat berjalan beriringan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.
